PEMBAHASAN
A. Pengertian Perkembangan Emosional
            Setiap individu pasti mengalami perkembangan emosional, semakin bertambah usia invidu maka semakin berkembang pula sisi emosionalnya. Emosi yang biasa dialami oleh seorang individu ialah berupa rasa senang, sedih, kesal, frustasi, rasa bersalah, terharu, rasa cinta, cemburu, takut, dan rasa khawatir.
            Menurut English and English emosi adalah “a complex feeling state accompained by characteristic motor and glandular activities” artinya suatu keadaan perasaan yang kompleks yang disertai karakteristik kegiatan kelenjar dan motoris.
            Sarlito Wirawan berpendapat bahwa emosi adalah setiap keadaan pada diri seseorang yang disertai warna afektif baik pada tingkat lemah (dangkal) maupun pada tingkat yang luas (mendalam).[3]
            Sedangkan perkembangan Menurut Reni Akbar Hawadi, perkembangan adalah proses perubahan dari potensi yang dimiliki oleh individu dan tampil dalam kualitas kemampuan, sifat dan ciri-ciri yang baru, mencakup saat pembuahan sampai pada kematian.[4]
            Menurut Aliyah B. Purwakania, perkembangan menunjukkan adanya tahapan, pola, prinsip, aspek, dan faktor yang terlibat dalam perkembangan manusia.[5]
            Dari beberapa pengertian diatas dapat di tarik sebuah kesimpulan bahwa perkembangan emosional adalah proses perubahan dari potensi yang dimiliki oleh individu yang disertai warna afektif baik pada tingkat lemah (dangkal) maupun pada tingkat yang luas (mendalam).        

B. Ciri-Ciri Perkembangan Emosional
            Hasil penelitian Izard menunjukkan bahwa bermacam-macam emosi muncul di berbagai kesempatan pada dua tahun pertama kehidupan anak. Beberapa saat setelah kelahiran, bayi dapat menunjukkan minat, perasaan sedih, muak, dan tersenyum. Eskpresi marah sudah dapat muncul saat anak usia 3-4 bulan, demikian juga rasa sedih dapat muncul saat anak usia 3-4 bulan. Rasa takut nampak pada usia 5-7 bulan yang di ikuti dengan timbulnya rasa malu dan perilaku malu-malu.
            Bayi juga dapat mengekspresikan perasaannya secara vokal. Bayi yang sehat akan mengeluarkan berbagai bentuk tangis lapar, sakit, manja, marah, dan lain sebagainya. Perkembangan emosi anak mencakup pencapaian serangkaian keterampilan dalam:
1. Mengidentifikasi dan memahami perasaannya sendiri.
2. Membaca dengan tepat dan memahami kondisi emosi orang lain.
3. Mengelola emosi dan mengekspresikan dalam bentuk yang konstruktif.
4. Mengatur perilakunya sendiri.
5. Mengembangkan empati pada orang lain.
6. Menjalin dan memelihara hubungan dengan orang lain.
            Perkembangan emosional adalah proses perkembangan mengerti dan memahami orang lain yang berarti mampu menggambarkan ciri-cirinya, mengenali apa yang pikirkan, di rasa, dan di inginkan serta dapat menempatkan diri pada sudut pandang orang lain tersebut tanpa “kehilangan” dirinya. [6]
            Pada masa ini anak menjadi lebih peka terhadap perasaan sendiri dan perasaan orang lain. Mereka dapat lebih baik mengatur ekspresi emosionalnya dalam situasi sosial dan mereka dapat merespons tekanan emosional orang lain. pada usia 7-8 tahun, rasa malu dan bangga mempengaruhi pandangan anak terhadap diri mereka sendiri. Secara bertahap anak juga dapat memverbalisasi emosi yang saling bertentangan. Selain itu anak mulai dapat melakukan kontrol terhadap emosi negatif. Anak-anak belajar tentang apa yang membuat mereka marah, sedih, takut, serta bagaimana orang bereaksi di dalam menunjukkan emosi ini dan mereka belajar mengadaptasikan perilaku mereka dengan emosi-emosi tersebut. Anak- anak yang lebih besar juga semakin mengetahui bahwa emosi dapat di tekan walaupun emosi tersebut masih tersisa.
            Anak-anak juga makin menyadari untuk menyesuaikan emosi dengan kultur mereka. Umumnya ungkapan emosional pada masa ini merupakan ungkapan yang menyenangkan. Anak-anak suka tertawa genit atau tertawa terbahak-bahak, menggeliat, mengejangkan tubuh, atau berguling-guling dilantai, dan pada umumnya menunjukkan pelepasan dorongan-dorongan yang tertahan. Untuk standar orang dewasa ungkapan emosional ini kurang matang, tetapi pada anak hal ini menandakan bahwa anak berbahagia dan anak memiliki penyesuaian diri yang baik.
            Santrock menyatakan bahwa ada beberapa perubahan atau peningkatan penting terkait dengan perkembangan emosional yaitu:
1. Peningkatan kemampuan untuk memahami emosi kompleks, misal: kebanggaan dan rasa malu.
2.  Peningkatan pemahaman bahwa mungkin saja seseorang mengalami lebih darisatu emosi dalam situasi tertentu.
3. Peningkatan kecenderungan untuk lebih mempertimbangkan kejadian-kejadian yang menyebabkan reaksi-reaksi emosi tertentu.
4. Penigkatan kemampuan untuk menutupi atau menekan reaksi emosional yang negatif.
5. Penggunaan strategi personal untuk mengalihkan perasaan tertentu, misal: mengalihkan atensi atau pikiran ketika mengalami emosi tertentu.[7]
            Emosi sebagai perasaan bergejolak di dalam individu disertai dengan perubahan perubahan fisiologis tubuh, misalnya: kontraksi-kontraksi otot, sekresi kelenjar-kelenjar tertentu, peredaran darah cepat, denyut nadi. Lain dari itu emosi dapat diklasifikasi dengan mempergunakan tiga dimensi perasaan menurut Wundt sebagai berikut:
1. Emosi takut, merupakan emosi darurat yang disebabkan oleh situasi yang membahayakan, manifestasi takut ini dapat tampak dari luarnya, misalnya: roman mukanya jadi pucat, keluar keringat dingin, dan gemetar.
2. Terkejut, emosi ini terjadi karena apabila seseorang menghadapi situasi baru dengan tiba-tiba, misalnya: anak-anak membaca surat kabar, tiba-tiba datangkah surat kawat tentang kematian ayahnya, maka terjadilah emosi terkejut dan sedih.
3. Marah, emosi ini terjadi karena keinginan seseorang terhalang atau terganggu oleh situasi lain.
4. Murung, hal ini sebagai variasi emosi marah. Tertawa atau tersenyum tidak tampak, terlihat muram,  dan cemberut.
5. Rasa lega, sebagai emosi karena sesuatu yang diinginkan dapat tercapai.
6. Kecewa, emosiini terjadi karena suatu keinginangagal atau tertunda.
7. Sedih nestapa, emosi ini terjadi karena peristiwa-peristiwa yang menyedihkan.
8. Asmara, rasa dorongan seksual memiliki bentuk-bentuk kelahiran tertentu, karena situasi dan tingkah laku yang khusus.
9. Benci, rasa tidak senang kepada oeranglain atau sesuatu yang tidak di sukai.
10. Gembira, ditandai dengan muka berbinar-binar, tertawa dan tersenyum

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Zat pencemaran gas

Batuan

Bahaya Radiasi Nuklir