Bahaya Radiasi Nuklir
5 Bahaya Radiasi Nuklir Bagi Tubuh Manusia
Radiasi nuklir sangat berbahaya bagi makhluk hidup
1. Kerusakan pada jaringan kulit
Jumlah paparan radiasi nuklir yang besar dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan kulit. Kulit akan terasa seperti terbakar dan kulit akan mengelupas. Jika terkena air maka akan terasa pedih. Radiasi nuklir juga dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan kulit kepala seperti rambut rontok dan kebotakan permanen.2. Kerusakan DNA
Kerusakan DNA akibat paparan radiasi nuklir dapat menyebabkan mutasi gen sehingga dapat menghancurkan sel pada manusia. Dampak yang lain yaitu akibat kerusakan DNA adalah dapat menyebabkan kecacatan pada organ manusia karena sel tidak terbentuk dengan baik.3. Kerusakan sistem pencernaan
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
Baca Juga: 6 Hal Ini Menjelaskan Keinginan NASA Membangun Reaktor Nuklir di Bulan
4. Kanker
Kerusakan molekul pada sel-sel manusia dapat terjadi akibat sel-sel tubuh yang sehat bertabrakan dengan radiasi yang disebabkan oleh nuklir. Akibatnya sel-sel kanker bisa tumbuh dalam tubuh sel-sel dalam tubuh sudah rusak dan tidak dapat bermutasi dengan baik.5. Kematian
Itulah 5 bahaya radiasi nuklir bagi tubuh manusia. Dampak yang dihasilkan dari radiasi nuklir sangat berbahaya bagi tubuh manusia.
Bahaya Radiasi Nuklir
pada Kesehatan
Kompas.com - 15/03/2011, 16:20 WIB
Bagikan:
Komentar
EditorLusia Kus Anna
Kompas.com- Pasca gempa besar di Jepang, publik dikhawatirkan akan
terjadinya ledakan nuklir pada reaktor Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir
Fukushima, Jepang. Ketakutan itu mungkin beralasan mengingat efek
radiasi pada tubuh tidak bisa dianggap enteng.
Dampak radiasi menurut Dr. David J. Brenner, direktur Center for
Radiological Research at Columbia University, tidak bersifat langsung.
"Bisa berminggu kemudian baru muncul gejalanya," katanya.
Ia menyebutkan dampak radiasi pada tubuh tergantung pada material
radioaktif yang dilepaskan dan durasi paparan. Level paparan yang tinggi
bisa menyebabkan sindrom radiasi akut, bahkan kematian. Sindrom
tersebut akan menimbulkan gejala mual, muntah, kelelahan, rambut rontok,
serta diare.
Pada level yang lebih tinggi, korban yang terpapar bisa meninggal dalam
hitungan minggu. "Penyebabnya adalah usus yang gosong," katanya.
Radiasi nuklir akan menganggu kemampuan sel untuk membelah diri dan
berproduksi. Sel-sel di usus besar biasanya merupakan bagian tubuh yang
paling cepat membelah diri. Demikian juga halnya dengan sel pembentuk
darah di sumsung tulang yang sangat rentan terkena radiasi.
Sementara itu pada penduduk yang termasuk dalam kelompok risiko rendah,
radiasi nuklir bisa memicu risiko kanker dalam beberapa tahun. Namun,
hal ini juga tergantung pada lamanya paparan dan jenis radioaktif yang
dikeluarkan reaktor nuklirnya.
Beberapa jenis material radioaktif ada yang dengan mudah diserap tubuh
dan bertahan. Misalnya saja Iodin yang akan langsung diserap kelenjar
tiroid atau strontium yang akan masuk tulang. Jenis radioaktif lainnya,
seperti tritium, akan dengan cepat dikeluarkan tubuh.
Untuk mencegah bahaya radiasi, pemerintah Jepang telah memberikan pil
potasium iodine yang bisa menetralkan pengaruh iodine tadi dengan cara
mencegah kelenjar tiroid menyerap iodine. Namun menurut Brenner, iodine
bisa masuk ke dalam tubuh manusia lewat berbagai cara, yakni udara atau
makanan yang terpapar radiasi.
"Radioaktif iodine tidak harus masuk ke tubuh secara langsung. Iodine
yang ada di udara bisa terserap ke tanah kemudian ternak memakan rumput
yang tanahnya terpapar radiasi. Kemudian manusia memakan daging atau
susu sapi itu," katanya.
Karena itu ia berpendapat pil potasium idodide kurang efektif mencegah
kanker tiroid akibat radiasi nuklir. "Epidemi kanker tiroid pada korban
nuklir Chernobyl bisa dicegah jika pemerintah segera melarang warganya
minum susu sapi atau makan buah yang tumbuh dari tanah yang terkena
radiasi," katanya.
Anak-anak berusia kurang dari 18 tahun, bayi, serta janin di dalam
kandungan merupakan kelompok yang paling beresiko pada paparan radiasi
karena sel-sel dalam tubuh mereka masih aktif membelah diri.
Baca berikutnya
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Bahaya Radiasi Nuklir pada Kesehatan", https://internasional.kompas.com/read/2011/03/15/16204172/bahaya.radiasi.nuklir.pada.kesehatan.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Bahaya Radiasi Nuklir pada Kesehatan", https://internasional.kompas.com/read/2011/03/15/16204172/bahaya.radiasi.nuklir.pada.kesehatan.
Bahaya Radiasi Nuklir
pada Kesehatan
Kompas.com - 15/03/2011, 16:20 WIB
Bagikan:
Komentar
EditorLusia Kus Anna
Kompas.com- Pasca gempa besar di Jepang, publik dikhawatirkan akan
terjadinya ledakan nuklir pada reaktor Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir
Fukushima, Jepang. Ketakutan itu mungkin beralasan mengingat efek
radiasi pada tubuh tidak bisa dianggap enteng.
Dampak radiasi menurut Dr. David J. Brenner, direktur Center for
Radiological Research at Columbia University, tidak bersifat langsung.
"Bisa berminggu kemudian baru muncul gejalanya," katanya.
Ia menyebutkan dampak radiasi pada tubuh tergantung pada material
radioaktif yang dilepaskan dan durasi paparan. Level paparan yang tinggi
bisa menyebabkan sindrom radiasi akut, bahkan kematian. Sindrom
tersebut akan menimbulkan gejala mual, muntah, kelelahan, rambut rontok,
serta diare.
Pada level yang lebih tinggi, korban yang terpapar bisa meninggal dalam
hitungan minggu. "Penyebabnya adalah usus yang gosong," katanya.
Radiasi nuklir akan menganggu kemampuan sel untuk membelah diri dan
berproduksi. Sel-sel di usus besar biasanya merupakan bagian tubuh yang
paling cepat membelah diri. Demikian juga halnya dengan sel pembentuk
darah di sumsung tulang yang sangat rentan terkena radiasi.
Sementara itu pada penduduk yang termasuk dalam kelompok risiko rendah,
radiasi nuklir bisa memicu risiko kanker dalam beberapa tahun. Namun,
hal ini juga tergantung pada lamanya paparan dan jenis radioaktif yang
dikeluarkan reaktor nuklirnya.
Beberapa jenis material radioaktif ada yang dengan mudah diserap tubuh
dan bertahan. Misalnya saja Iodin yang akan langsung diserap kelenjar
tiroid atau strontium yang akan masuk tulang. Jenis radioaktif lainnya,
seperti tritium, akan dengan cepat dikeluarkan tubuh.
Untuk mencegah bahaya radiasi, pemerintah Jepang telah memberikan pil
potasium iodine yang bisa menetralkan pengaruh iodine tadi dengan cara
mencegah kelenjar tiroid menyerap iodine. Namun menurut Brenner, iodine
bisa masuk ke dalam tubuh manusia lewat berbagai cara, yakni udara atau
makanan yang terpapar radiasi.
"Radioaktif iodine tidak harus masuk ke tubuh secara langsung. Iodine
yang ada di udara bisa terserap ke tanah kemudian ternak memakan rumput
yang tanahnya terpapar radiasi. Kemudian manusia memakan daging atau
susu sapi itu," katanya.
Karena itu ia berpendapat pil potasium idodide kurang efektif mencegah
kanker tiroid akibat radiasi nuklir. "Epidemi kanker tiroid pada korban
nuklir Chernobyl bisa dicegah jika pemerintah segera melarang warganya
minum susu sapi atau makan buah yang tumbuh dari tanah yang terkena
radiasi," katanya.
Anak-anak berusia kurang dari 18 tahun, bayi, serta janin di dalam
kandungan merupakan kelompok yang paling beresiko pada paparan radiasi
karena sel-sel dalam tubuh mereka masih aktif membelah diri.
Baca berikutnya
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Bahaya Radiasi Nuklir pada Kesehatan", https://internasional.kompas.com/read/2011/03/15/16204172/bahaya.radiasi.nuklir.pada.kesehatan.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Bahaya Radiasi Nuklir pada Kesehatan", https://internasional.kompas.com/read/2011/03/15/16204172/bahaya.radiasi.nuklir.pada.kesehatan.





Komentar
Posting Komentar