Fisika tanah
7 Sifat Fisik Tanah dan Pengertiannya
Tanah merupakan produk akhir dari interaksi iklim, relief, organisme dan material induk dalam waktu tertentu. Tanah secara kontinyu berkembang melalui banyak proses fisika, kimiawi, dan biologis. Kebanyakan tanah memiliki kepadatan antara 1 hingga 2 g/cm3. Hanya sedikit tanah di bumi yang lebih tua dari zaman pleistosen, dan tidak ada yang lebih tua dari zaman cenozoic meskipun tanah dari fosil dianggap berasal dari zaman arkean. Studi mengenai tanah dibagi menjadi 2 cabang yaitu: edaphology dan pedologhy. Edaphologhy mengonsentrasikan efek tanah bagi kehidupan organisme. Pedologhy fokus pada formasi, deskripsi dan klasifikasi tanah dalam lingkungan.
Formasi tanah, atau pedogenesis merupakan efek kombinasi antara proses biologis, kimiawi dan fisika yang bekerja pada material induk tanah. Tanah dikatakan akan terbentuk ketika bahan organic diperoleh meninggalkan humus, karbon, dan gypsum yang menciptakan lapisan dinamakan horizon B. Lapisan ini berpindah dari satu level ke level lain oleh air dan aktivitas makhluk hidup. Hasilnya, horizon B akan membentuk lapisan tanah. Proses pembentukan tanah dipengaruhi oleh 5 faktor klasik seperti iklim, topografi (relief), organisme, dan waktu.
Berikut adalah beberapa sifat fisik tanah :
1. Bahan induk tanah
2. Tekstur tanah
Komponen
mineral dari tanah adalah pasir, lumpur dan tanah liat, proporsi dari
kombinasi ketiga bahan tersebut akan menentukan tekstur tanah
(menyerupai kombinasi antara tepung, air dan telur). Hal yang
dipengaruhi oleh tesktur tanah mencakup porositas, permeabilitas
(kemampuan menyerap), infiltrasi, dan kapasitas kandungan air. Tanah dan
Pasir dan lumpur merupakan produk dari material induk yang mengalami
proses fisika dan kimiawi. Tanah liat merupakan produk dari pengendapan
material induk yang larut sebagai material sekunder.
3. Kepadatan tanah
Tingkat
kepadatan tanah umumnya berkisar antara 2,6 hingga 2,75 gram per cm3
dan biasanya tidak dapat berubah. Kepadatan partikel tanah yang banyak
mengandung material organic lebih rendah daripada tanah yang sedikit
mengandung material organic. Tanah dengan kepadatan rendah dapat
menyimpan air lebih baik namun bukan berarti cocok untuk pertumbuhan
tanaman. Tanah dengan kepadatan tinggi menunjukkan tingkat kandungan
pasir yang tinggi.
4. Porositas tanah
Tingkat porositas tanah dibagi menjadi 4 kategori yaitu sangat baik dengan tingkat porositas kurang dari 2 mikro meter, baik dengan tingkat porositas 2-20 mikro meter, sedang dengan tingkat porositas 20-200 mikro meter dan kasar dengan porositas 200 mikro meter hingga 2 mili meter.
5. Temperatur tanah
Tanah
memiliki temperatur yang bervariasi mulai dari tingkat dingin ekstrim
-20 derajat celcius hingga tingkat panas ekstrim mencapai 60 derajat
celcius. Temperatur tanah penting bagi germinasi biji tanaman,
pertumbuhan akar tanaman serta menyediakan nutrisi bagi tanaman
tersebut. Tanah yang berada 50cm dibawah permukaan cenderung memiliki
temperatur yang lebih tinggi sekitar 1,8 derajat celcius.
6. Warna tanah
Warna tanah seringkali menjadi faktor paling dasar bagi kita untuk membedakan jenis jenis tanah.
Umumnya, warna tanah ditentukan oleh kandungan material organic,
kondisi drainase, minearologi tanah dan tingkat oksidasi. Pengembangan
dan distribusi warna tanah berasal dari proses kimiawi dan tingkat
pelapukan material organic. Ketika mineral primer dalam bahan induk
lapuk, elemen tanah akan dikombinasikan pada senyawa dan warna yang
baru. Mineral besi merupakan mineral sekunder yang akan menghasilkan
warna kuning atau kemerahan pada tanah, material organic akan
menghasilkan warna hitam kecoklatan atau coklat (warna subur). Manggan,
sulphur dan nitrogen akan menghasilkan warna hitam.
7. Konsistensi tanah
Konsistensi
tanah berarti kemampuan tanah untuk menempel pada objek lain dan
kemampuan tanah untuk menghindari deformasi atau berpisah. Konsistensi
diukur dengan 3 kondisi kelembapan yaitu: kering, lembap dan basah.
Konsistensi tanah bergantung pada tingkat banyaknya tanah liat.
Komentar
Posting Komentar