- Dapatkan link
- Aplikasi Lainnya
Pemfilteran pada air minum depot menggunakan ultraviolet.
Secara
umum prinsip penerapan teknologi radiasi sinar UV adalah memusnahkan
bakteri berbahaya dengan merusak bagian penting dari selnya yaitu DNA
(asam deoksiribonukleat) bakteri tersebut sebagai targetnya atau disebut
juga proses desinfeksi.
Perlu diketahui apabila DNA bakteri telah rusak, maka sulit bagi bakteri
untuk bertahan hidup sebab zat inti dari selnya (DNA) tak lagi
berfungsi dengan baik. Kelebihan dari aplikasi radiasi sinar UV lainnya
menurut Halim (2006) adalah ramah lingkungan, tidak menyebabkan
perubahan rasa dan aroma pada air minum, cenderung memiliki biaya
operasional yang lebih rendah dibandingkan dengan teknologi pemurnian
air basis kimia seperti teknologi ozon, klorin, dan lain-lain. Meskipun
demikian efektivitas teknologi radiasi sinar UV dalam memurnikan air
minum dapat menjadi kurang maksimal tanpa proses penyaringan. Secara
ideal paparan radiasi sinar UV pada proses pengolahan air minum
dilakukan setelah proses penyaringan, yang biasanya dilakukan bertahap
dengan memanfaatkan butiran karbon aktif dan pasir silika dengan ukuran
yang bervariasi.
Hal ini ditujukan agar zat pengotor mampu diperangkap mulai dari ukuran
yang paling besar hingga yang paling kecil. Sejumlah suspensi atau
pengotor diperangkap, sebab dikhawatirkan nantinya akan menghambat
aktivitas sinar UV dalam memusnahkan bakteri berbahaya. Selain itu,
lampu UV harus diganti pada rentang waktu tertentu. Pada merek tertentu,
perangkat lampu UV menunjukkan secara digital jumlah hari yang tersisa
sebagai indikasi lampu UV masih layak digunakan. Apabila lampu UV tidak
diganti secara berkala, maka proses pemurnian air minum tidak maksimal.
Selain itu setiap perangkat sinar UV juga memiliki spesifikasi dalam
memurnikan air dengan volume yang berbeda-beda.
Jika volume air yang dialirkan jauh lebih besar dibanding kemampuan dari
perangkat sinar UV, maka ada peluang bakteri tidak termusnahkan. Pada
akhirnya kita pun mengonsumsi air minum dengan jumlah bakteri yang tidak
dalam batas aman. Hal ini menjadi salah satu penyebab terjangkitnya
konsumen dengan penyakit diare. Aspek penting yang perlu diperhatikan
para konsumen adalah ketersediaan perangkat desinfeksi atau pemurnian
air pada depot air minum isi ulang (misalnya lampu UV yang difungsikan),
serta kebersihan lingkungan sekitarnya sebab dikhawatirkan dapat
menjadi kontaminan pada air yang telah melalui tahap desinfeksi. Salah
satu contoh kasus adalah hasil penelitian Baharuddin dan Rangga pada
tahun 2017, yang menunjukkan bahwa sejumlah depot air minum di kota
Makassar masih mengandung bakteri berbahaya. Hal ini dapat disebabkan
oleh kondisi tempat pengolahan air minum yang tidak memenuhi syarat,
ditandai dengan peralatan desinfeksi yang rusak dan tidak layak lagi
untuk digunakan.
Selain itu juga dipengaruhi oleh tidak tersedianya fasilitas pengisi
galon dalam ruang tertutup, serta hal terparah apabila sama sekali tidak
terdapat perangkat desinfeksi seperti sinar ultraviolet pada depot air
minum isi ulang. Jika konsumen kurang peduli, maka diharapkan kini
menjadi lebih waspada sebab menyangkut resiko kesehatannya secara
individu, serta dapat menurunkan produktivitasnya dalam bekerja. Para
produsen air minum isi ulang pun diharapkan jauh lebih menyadari dampak
besar yang ditimbulkan dari penerapan pengolahan air minum isi ulang
yang tidak sesuai prosedur desinfeksi yang seharusnya. Oleh karena itu,
mari peduli dari sekarang sebab konsumsi air minum berkualitas merupakan
bagian dari upaya menyayangi diri sendiri.(*)
- Dapatkan link
- Aplikasi Lainnya
Komentar
Posting Komentar